Motor Astrea Prima 100 cc kesayanganku

Wah setelah sekian lama mencari inspirasi di tengah pergulatanku dengan sapi-sapi perah yang nakal bin nyebelin karena susunya sedikit melulu produksinya (he..he...sori ya pi..) akhirnya sebuah kejadian yang boleh dibilang tak terlupakan, unik, ngeri, capeee, puegeelll, plus hampir jatuh dari sepede menjadi inspirasi bloggingku kali ini. Ceritanya kumulai dari motorku ini ya.

Yup, sebagai salah satu pemuda desa yang dikirim ke kota untuk menimba ilmu (ciee...) maka untuk mempermudah masalah transportasi, ortuku memfasilitasiku dengan sebuah motor bebek merek Honda (keren kan, he...he...), jenis Astrea Prima kapasitas 100 cc, buatan tahun 1990, no rangka NB19253720, no Mesin NBE1152327 (kira-kira seperti itu yang tertulis di STNK), kondisi mesin mulus, kondisi lain-lain juga mulus (insya Allah). Yaa, klo dibandingin dengan motor-motor temenku yang keluaran terbaru, tampangnya jauh lah, tapi bagiku yang penting fungsional boy,he..he...Dan sepertinya memang jauh lebih baik punya motor bekas kayak punyaku ini daripada punya motor baru, soalnya di Kota Malang masalah curanmor menempati rangking kasus kriminal papan atas, dan motor baru semacam Jupiter Z, Jupiter MX, Supra Fit, Mio dll jadi sasaran paling empuk. Yang ga jadi sasaran empuk ya Honda 800, Astrea Prima, Honda BMW (bebek merah warna), binter, dan sederet motor butut lainnya (kecuali malingnya kepepet betul, baru deh...). Punya motor butut juga punya manfaat lain , yaitu tidak akan ada gadis genit bin centil bin pakaiannya ga sopan (apa lagi gadis muslimah/akhwat, he..he...) berminat untuk dibonceng. Pastinya kan tidak pas, gadis genit kok naiknya motor Astrea Prima 100 cc buatan 1990, gadis genit ya minimal motor-motor baru kayak Honda Vario, Yamaha Mio dll.

Tapi punya motor butut juga punya banyak kelemahan loh, he...he..., kayak motorku ini, masalah busi selalu menjadi masalah no satu, kemudian masalah oli yang terus bocor, dan yang terakhir tenaganya lemah klo dipake untuk daerah tanjakan. nah ini dia sambungannya, saat penelitian kemarin, stok bahan pakan ternakku yang berupa gamblong (gamblong=onggok, limbah tapioka) habis, aku dan temanku terpaksa harus mengambil gamblong ke desa Junrejo, Batu. Lokasinya kira-kira 4 km dari UPT HMT Batu tempat aku penelitian. dan secara geografis, desa Junrejo posisinya lebih rendah dari tempatku penelitian. Problemnya adalah tidak ada mobil bak yang bisa dipinjam, ada truk tapi tak ada yang bisa nyupirin, yang ada hanya 2 motor bebek (satunya punyaku yang butut), dan beban bahan pakan ternak yang akan diangkut kurang lebih 40 kg setiap karung. Kompleks sudah. Saat bahan pakan dinaikkan ke motor saja, motorku sudah berguncang dahsyat, soalnya ada dua karung yang harus kuangkut. Awal jalan, masya Allah, motorku goyang kiri dan kanan, brmm...brmmm, alhamdulillah lancar. Selanjutnya adalah masa yang paling sulit yaitu melewati jalan menanjak antara desa Junrejo dengan desa Tlekung. Semuanya lancar, kecuali pada jalan tanjakan terakhir, motorku ngadat, astaghfirullah, motorku oleng, hampir saja aku jatuh. Waduh, bener-bener pengalaman konyol bin menarik, ha...ha....Sesampainya di tempat penelitian, aku ditertawain teman-temanku, motor kotor, dan encok pegelinu ku kumat. Wah karena kejadian ini, jadi makin bersemangat untuk segera lulus, bekerja n menikah, jadi klo pegel2 kayak tadi, langsung bisa minta istri mijitin, he...he.....

Lactoscan

Cow juice or milkshakesImage via Wikipedia

Hari ke 7 dari penelitianku. Bu Bekti, Kepala BPT HMT Batu, akhirnya memberikan izin untuk menggunakan laktoscan. Laktoscan adalah alat uji kualitas susu dengan tingkat akurasi dan kecepatan ouput data yang cepat.
Kabarnya sih ni alat mahal banget,harganya antara 20-25 juta satu buah saja. Karena itu Bu Bekti mengamanahkan pada Mas Wiwit, staff yang sudah terlatih, untuk mendampingi aku kalau-kalau nanti aku hendak melakukan uji kualitas susu. Sekarang ini yang masih jadi tanda tanya bagiku adalah berapa biaya yang harus dibayar untuk setiap satu kali uji?...Hmmm, misalkan biayanya mencapai Rp.20.000/uji sampel, padahal aku harus menguji sekitar 45 sampel, berarti yang bakal kubayar sekitar...aduh, matri aku!

Malang, 28 Februari 2009

Reblog this post [with Zemanta]

Sabar iku penting fan...

Ramadhan MubarakImage by д§mд via Flickr

Sesaat ketika beristirahat dari rutinitasku selama di lokasi penelitian, aku tercenung dengan satu hal yang dulu sangat sering diutarakan oleh guruku.
"Sabar iku penting fan.." begitu nasehat beliau ketika sambil duduk-duduk bersama di sebuah gubug sederhana di kebun rumah beliau. nasehat itu sederhana redaksionalnya, namun mendalam maknanya, meluas implikasinya. Aku sendiri masih belum istiqomah dalam menaati nasehat beliau, sebagaimana nasehat itu sebenarnya diambil dari QS. Al Baqarah 153 "..sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar..". Kesabaran adalah keindahan, keindahan bagi diri, keindahan bagi orang lain, keindahan bagi masyarakat. Kamu tahu kenapa? Karena apa lagi yang lebih indah selain keindahan karena kebersamaan diri ini dengan Allah SWT?..







Reblog this post [with Zemanta]
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...