Subhanallah...tak terasa, sudah sejak Mei (berarti sekitar 5 bulan) sampai sekarang saya baru mengupdate blog pribadi, yang rata-rata berisi tulisan ga penting ini. Yah, namanya juga amatiran yang masih terus belajar. Kalau kata teman saya, "pokoknya nulis aja, mau bagus kek, mau jelek kek kayak kamu, mau ga berbobot, nggak peduli, yang penting terus nulis dan nulis". Emang betul seh, dan kayaknya untuk membangkitkan semangat menulis saya yang sempat hibernasi selama 5 bulan ini, saya butuh sebuah sengatan. ya, sengatan!, tapi bukan sengatan tawon (akit soale..he he).
Sengatan itu ternyata adalah dampak global warming kepada iklim udara sekitar kita, termasuk rumah ortu saya, rumah tetangga, sawah-sawah, lapangan bola, barongan (jw:kebun belakang rumah yg banyak pohon bambunya) dan juga sungai-sungai.. dampak itu adalah panas, gerah, kekeringan dan kematian. Kalau daerah rumah saya yang di Mojowarno, Jombang sih, emang dari dulu kondisinya ga terlalu sejuk, meski saya masih ingat betul dulu waktu masih kelas 1 SD saya sering jalan-jalan pagi dengan mas dan adik menikmati udara pagi dan "kabut pagi!", sekali lagi "kabut pagi!". tapi sekarang, tidak ada lagi yang bernama kabut pagi di Mojowarno. Pagi di desa saya, sekarang disambut dengan udara hangat (jw:sumuk) dan kering.Bedaa banget..!
Terus tadi pagi, hari ini, saya menyempatkan main ke tempat teman saya yang ada di Wonosalam, tepatnya di desa Segunung. Kebetulan (sejak dulu), Jombang memiliki wilayah pegunungan dengan vegetasi yang cukup lebat (dulu). Terakhir tahun 2006 saya main ke desa Segunung, saya masih bisa merasakan dinginnya angin dan udara disana, ada banyak kabut pula. Hari ini? saya merasa kondisi udara di sana, hanya sebatas sejuk biasa. Sudah nggak sedingin dulu lagi. Ah...padahal, tujuan saya main kesana ya untuk ngisis (jw: mendinginkan diri dengan udara dingin). Saya sedikit kecewa, bukan pada teman saya tentunya, tapi pada perubahan udara, perubahan suhu iklim lokal, perubahan vegetasi yang begitu drastis ini. Lonceng peringatan yang sudah dipukul oleh para ilmuwan lingkungan sejak dulu tentang dampak global warming, yang oleh banyak pemimpin negara waktu itu dianggap angin lalu, kini sudah begitu jelas dampaknya pada kehidupan saya dan mungkin anda semua. ndak usah lagi memberi contoh jauh-jauh tentang lelehnya es di kutub utara dan selatan. di dalam rumah dan sekitar rumah kita saja, kita sudah pasti merasakan peningkatan suhu udara yang benar-benar signifikan. Ah celaka, apa yang Al Quran ingatkan makin jelas buktinya, ah celaka, ternyata ilmuwan-ilmuwan lingkungan itu benar, ah celaka, apa yang Al Gore kemukan ternyata benar, ah celaka, para pemimpin tuli itu ternyata salah, ah celaka, makin banyak danau mengering, ah celaka...ah celaka!!..Ampuni kami ya Allah, mudahkanlah kami, tolonglah kami.
Aku yang baru saja lulus,
Taufan Rahmatullah, S.Pt
Terus tadi pagi, hari ini, saya menyempatkan main ke tempat teman saya yang ada di Wonosalam, tepatnya di desa Segunung. Kebetulan (sejak dulu), Jombang memiliki wilayah pegunungan dengan vegetasi yang cukup lebat (dulu). Terakhir tahun 2006 saya main ke desa Segunung, saya masih bisa merasakan dinginnya angin dan udara disana, ada banyak kabut pula. Hari ini? saya merasa kondisi udara di sana, hanya sebatas sejuk biasa. Sudah nggak sedingin dulu lagi. Ah...padahal, tujuan saya main kesana ya untuk ngisis (jw: mendinginkan diri dengan udara dingin). Saya sedikit kecewa, bukan pada teman saya tentunya, tapi pada perubahan udara, perubahan suhu iklim lokal, perubahan vegetasi yang begitu drastis ini. Lonceng peringatan yang sudah dipukul oleh para ilmuwan lingkungan sejak dulu tentang dampak global warming, yang oleh banyak pemimpin negara waktu itu dianggap angin lalu, kini sudah begitu jelas dampaknya pada kehidupan saya dan mungkin anda semua. ndak usah lagi memberi contoh jauh-jauh tentang lelehnya es di kutub utara dan selatan. di dalam rumah dan sekitar rumah kita saja, kita sudah pasti merasakan peningkatan suhu udara yang benar-benar signifikan. Ah celaka, apa yang Al Quran ingatkan makin jelas buktinya, ah celaka, ternyata ilmuwan-ilmuwan lingkungan itu benar, ah celaka, apa yang Al Gore kemukan ternyata benar, ah celaka, para pemimpin tuli itu ternyata salah, ah celaka, makin banyak danau mengering, ah celaka...ah celaka!!..Ampuni kami ya Allah, mudahkanlah kami, tolonglah kami.
Aku yang baru saja lulus,
Taufan Rahmatullah, S.Pt
bahkan desa saya seperti di mesir sekarang
ReplyDeleteo ya?...wah ada piramidnya juga ga?...heheheh
ReplyDeleteblog anda sudah bagus gitu. daroipada gue yg newbie...
ReplyDelete@mebelanda : ah punya agan lebih bagus kok.. :)
ReplyDeletememang global warming menjadi istilah yang populer untuk di bicarakan.
ReplyDelete