Fermentasi merupakan salah satu penerapan metode bioteknologi yang paling tua dan lama. Metode ini juga telah digunakan dalam food processing, pengawetan dan untuk memproduksi jenis minuman tertentu. Proses fermentasi juga dapat meningkatkan nilai nutrien suatu bahan pakan melalui proses biosintesa vitamin, asam amino essensial dan protein serta meningkatkan koefisien cerna serat kasar. Fermentasi juga dapat dimanfaatkan untuk menekan antinutrien tertentu dalam suatu bahan pakan. Nah dalam jurnal dengan judul asli ”Nutrient enrichment of cassava peels using a mixed culture of Saccharomyces cerevisae and Lactobacillus spp solid media fermentation Techniques” ini menjelaskan hasil penelitian memperkaya nilai nutrien kulit ubi kayu dengan menggunakan kombinasi yeast dan bakteri.
Hasilnya diketahui bahwa dengan metode ini terjadi peningkatan siginifikan (P>0,05) pada kandungan protein kulit ubi kayu yang difermentasikan dengan air limbah fermentasi onggok (cassava pulp). Peningkatan kandungan protein kulit ubi kayu fermentasi ini kemungkinan disebabkan oleh sekresi enzim ekstraseluler seperti amylase, linamarase dan selulase oleh organisme fermentor (bakteri dan yeast) dengan mencerna zat pati sebagai sumber karbon. Selain itu, peningkatan kandungan protein pada kulit ubi kayu ini juga dimungkinkan karena pertumbuhan dan perkembangan organisme fermentor (bakteri dan yeast) dalam bentuk protein sel tunggal (PST). Namun demikian, proses fermentasi juga berimbas pada menurunnya kandungan karbohidrat pada kulit ubi kayu, hal sangat logis, karena seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa organisme fermentor menghidroliasa zat pati (karbohidrat tipe polisakarida) sebagai sumber karbon untuk tumbuh dan berkembang biak. Kandungan asam sianida (HCN) pada kulit ubi kayu juga mengalami penurunan signifikan (P>0,05) setelah difermentasi dengan organisme fermentor (bakteri dan yeast).
Hasilnya diketahui bahwa dengan metode ini terjadi peningkatan siginifikan (P>0,05) pada kandungan protein kulit ubi kayu yang difermentasikan dengan air limbah fermentasi onggok (cassava pulp). Peningkatan kandungan protein kulit ubi kayu fermentasi ini kemungkinan disebabkan oleh sekresi enzim ekstraseluler seperti amylase, linamarase dan selulase oleh organisme fermentor (bakteri dan yeast) dengan mencerna zat pati sebagai sumber karbon. Selain itu, peningkatan kandungan protein pada kulit ubi kayu ini juga dimungkinkan karena pertumbuhan dan perkembangan organisme fermentor (bakteri dan yeast) dalam bentuk protein sel tunggal (PST). Namun demikian, proses fermentasi juga berimbas pada menurunnya kandungan karbohidrat pada kulit ubi kayu, hal sangat logis, karena seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa organisme fermentor menghidroliasa zat pati (karbohidrat tipe polisakarida) sebagai sumber karbon untuk tumbuh dan berkembang biak. Kandungan asam sianida (HCN) pada kulit ubi kayu juga mengalami penurunan signifikan (P>0,05) setelah difermentasi dengan organisme fermentor (bakteri dan yeast).
Diterjemahkan dan diolah seperlunya dari jurnal aslinya. Selengkapnya mengenai penelitian ini, kamu bisa download jurnalnya disini.
Saya sangat tertarik dengan artikelnya, bisa tidak memberikan info mengenai tempat bungkil ubi kayu / onggok/gamblong
ReplyDeleteterima kasih, jika anda tertarik, saya bisa bantu supply, harga onggok kualitas 1, KA 15%, berkisar pada harga 1400/kg.
ReplyDeletekalau diliat2, ini mengandung vitamin ga ya ?
ReplyDeleteVery interesting and informative article indeed. I have to admit that I always follow all news about this, so it was quite interesting to read this your post about this subject. Reading this your entry I have even noticed some new information which I haven’t known before. Thanks a lot for sharing this interesting post and I will be waiting for other great news from you in the nearest future.
ReplyDeletemas agus : inggih mas...ayo monggo,bg yg berminat..lgs aja cekibrott!! :)
ReplyDeleteTerima kasih mas artikel-artikelnya bagus sekali..
ReplyDeletesaya ingin brtanya. saya memiliki bahan hijauan klobot (kulit jagung kering) untuk difermentasi dengan em4. kalau saya beri garam dapur apa tidak mengganggu fermentasinya
@mas ansoriii : terima kasih mas, semoga bisa menulis lebih baik lagi. garam sejauh pengalaman saya tidak mengganggu, krn mineral natrium dan klor dalam garam juga dibutuhkan bakteri. tq
ReplyDelete