Peternakan sapi potong maupun sapi perah di Indonesia telah mengalami banyak perkembangan. Dalam hal ini perkembangan ke arah peternakan komersial dengan konsep manajemen yang lebih baik. Manajemen yang lebih baik artinya mampu mengelola peternakan dengan baik sehingga produktifitasnya tinggi, efisiensi tinggi dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan peternakan konvensional. Pertanyaan lain yang muncul, apa itu bio-industri?.. Dalam pemahaman saya, definisi dasar bio-industri adalah suatu proses yang merubah bahan pakan (organic matter) menjadi produk pangan hewani (food) berkualitas, dengan memanfaatkan kemampuan organis me/mahluk hidup tertentu, dalam waktu yang relatif singkat dan se-efisien mungkin. Saya lebih suka menggunakan kata organisme karena cakupannya lebih luas ketimbang hanya menggunakan idiom sapi potong atau sapi perah. Karena fakta yang terjadi, proses produksi daging dan susu, bukan semata peranan organisme bernama sapi, tetapi juga mikro-organisme yang berada di dalam saluran pencernaan sapi, seperti protozoa, fungi dan bakteri yang membantu mencerna bahan pakan menjadi zat-zat essensi yang dibutuhkan untuk sintesa daging dan susu. Paradigma bio-industri dalam mengelola peternakan sapi potong/perah sangat penting, karena berkaitan dengan peningkatan daya saing dengan peternak lain di luar negeri yang sudah sejak lama menerapkan konsep peternakan modern. Tanpa perubahan paradigma, saya sangat yakin kita tidak akan mampu bersaing dengan peternak asing.
Setelah konsep dasar peternakan dibangun, maka selanjutnya dibutuhkan tenaga pelaksana yang handal untuk mengeksekusi konsep dasar atau paradigma dasar tadi. Dalam hal ini dimulai dari peranan seorang manager farm atau bahkan sang owner sendiri yang merangkap sebagai manager farm, harus memiliki kapabilitas dan kapasitas yang cukup agar usaha peternakan mencapai prestasi yang diharapkan. Selanjutnya adalah peranan tenaga pembantu/supervisor yang terlatih dan terampil dalam tata laksana peternakan. Fasilitas peternakan yang bagus seperti kandang, feedbank, gudang pakan, alat produksi pakan, alat transportasi pakan, sumber dan instalasi air bersih, instalasi limbah dan aspek keamanan lingkungan sekitar usaha peternakan akan memberikan kontribusi yang besar sebagaimana kalangan industri non-bio yang sangat memperhatikan peranan fasilitas tambahan dalam memacu produksi dan efisiensi usaha. Komponen-komponen dasar usaha peternakan modern yang “dimiripkan” dengan usaha industri/pabrik inilah yang akan tinggi produktifitasnya dan kuat daya saingnya.