Jika di postingan pertama saya memaparkan sekilas definisi 5S, maka di bagian kedua ini tentunya adalah menjawab pertanyaan di tulisan pertama. Bisa tidak ke-universal-an 5S diterapkan di sebuah perusahaan peternakan sapi,seperti tempat saya bekerja sekarang?..bagaimana tahapan langkah yang dilakukan agar 5S ini sukses diterapkan?... Dan semoga juga bisa menjawab pertanyaan yang terbersit dalam hati dan pikiran sobat pembaca:)
Pertanyaan pertama, Bisa tidak ke-universal-an 5S diterapkan di sebuah perusahaan peternakan sapi, seperti tempat saya bekerja sekarang?
Maka jawabannya adalah BISA!! Lo, kok Cuma segitu jawabannya?..hehe, ya kan jawaban sesuai dengan pertanyaan.
Pertanyaan kedua, Bagaimana tahapan langkah yang dilakukan agar 5S ini sukses diterapkan?...Nah, kalau yang ini jawabannya sedikit panjang lebar. Tahapan langkah yang perlu dan bisa dilakukan agar 5S bisa sukses diterapkan meliputi :
- Diri sendiri harus cukup paham dengan konsep 5S, minimal sudah punya gambaran awal, jangan sampai nggak nyantol sama sekali!! :)
- Pelajari betul komunitas/populasi orang/kondisi demografis/level pendidikan/budaya yang menjadi TO project 5S sobat. Makin paham, makin detail tentu makin bagus, karena akan sangat menentukan strategi/metode yang digunakan untuk mem-Bumi-kan 5S.
- Buatlah sebuah Laboratorium mini 5S. Jangan terbayang laboratorium ini seperti di kelas-kelas kimia, biologi, fisika ya…maksud saya laboratorium disini adalah lokasi atau apapun bagi sobat untuk menerapkan model 5S yang sederhana, bahkan laboratorium ini bisa menjadi lokasi eksperimen 5S bagi diri anda sendiri untuk memupuk pemahaman tentang 5S. Saya sendiri menggunakan meja kerja sendiri sebagai laboratorium 5S pertama, yang kemudian menjalar ke meja kerja rekan dan bawahan dalam satu divisi.
- Langkah selanjutnya adalah buatlah training 5S bagi karyawan/orang lain. Kalau di lingkup lembaga/perusahaan, tentu harus seizin atasan. Saya sendiri membuat program training 5S dengan membentuk FGD (Focus Group Discussion) yang beranggotakan 5 orang/FGD yang dipilih dari tiap divisi di perusahaan. Dengan target, dari tiap FGD yang sukses di-train, akan menjadi model representative 5S yang akan menularkan pemahaman 5S kepada rekan kerja lain di divisinya. Langkah ini semakin memudahkan saya dalam menyampaikan konsep 5S kepada seluruh karyawan.
- Tahap akhir adalah lakukan control dan konsultasi kepada rekan kerja/bawahan/divisi lain dalam pelaksanaan 5S ini. Kendala yang dihadapi, perkembangan yang sudah diraih dan macam-macam curhatan lainnya, yang sangat berguna sebagai bahan evaluasi. Era sekarang, ada Facebook, Twitter atau sarana social lain yang bisa dijadikan sebagai forum rembug atau forum curhat 5S. Atau hanya dibuat forum temu biasa,diselingi makan-makan sambil santai membahas project 5S ini. Lebih menyenangkan bukan?... :)
Perlu sobat tahu, bahwa kata Sitsuke dalam istilah 5S bahasa inggris juga diartikan sebagai Sustain, yang berarti berkelanjutan. Artinya kelima langkah yang saya sebutkan diatas, tidak cukup berakhir disitu saja, implementasi 5S masih harus diawasi, control dan diperbaiki secara terus-menerus agar kondisi 5S di lokasi target bisa terbentuk semakin baik, semakin mendekati sempurna dan tetap terjaga (sustain). Seperti yang saya sampaikan di tulisan sebelumnya, goal 5S salah satunya adalah merubah mindset atau merubah culture. Saya yakin sobat juga pasti setuju, ini sama sekali nggak gampang. Oleh karena itu butuh upaya keras dan komitmen bersama, dan dilakukan secara bertahap. Sesulit apapun pasti bisa, seperti kata pepatah “Kalau ada kemauan, pasti ada jalan, When there is a will, there is a way”.^^v
5S Aku Bisa, 5S Kita Semua Bisa
implementasi 5S masih harus
ReplyDelete- diawasi,
- dikontrol dan
- diperbaiki secara terus-menerus
berarti ada 8S
bukan seperti itu, tetap 5S, krn aktivitas untuk mengawasi, kontrol dan diperbaiki secara terus menerus masuk di S ke 4 dan 5, yaitu Seiketsu dan Shitsuke.
ReplyDelete